ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA , KEBUDAYAAN DAN KESUSASTRAAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Latar
belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai sistem pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem
pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Sampai sekarang, sistem
pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang
berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga
yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai
sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh.
Latar
belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, dalam rangka
menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai pengetahuan yang terdiri atas :
·
Kemampuan akademis yang merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan,
menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis.
·
Kemampuan profesional yang merupakan
kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
·
Kemampuan personal yang merupakan
kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan
tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal
nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan
yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat
Indonesia.
Latar
belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan
masyarakat Indonesia berikut contohnya:
·
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri
atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya
·
Membangunan telah membawa perubahan
dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang
mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya
·
Kemajuan dalam bidang teknologi
komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak
budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar.
TUJUAN
ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian
mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah
satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities)
akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan
alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Berpijak
dari hal diatas, tujuan mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan,
agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa
dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan
dapat :
· Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.
· Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut kedua hal tersebut.
Jika
diperinci maka tujuan pengajaran ilmu budaya dasar itu adalah :
· Menimbulkan
minat untuk mendalaminya.
· Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih
bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah tersebut.
· Mengusahakan
kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
· Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati
serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
· Dengan
ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD adalah :
Perlunya melakukan pembentukan pemikiran
yang khususnya berkenaan dengan Kebudayaan dan Kemanusiaan,agar daya tanggap,
persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
A. Pengertian
Manusia dan Kebudayaan
Definisi
Manusia:
Secara bahasa manusia berasal dari
kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Manusia adalah mahluk yang luar biasa
kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan
mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Definisi
Kebudayaan:


Dari definisi-definisi
kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan mengandung
beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif
B. Hubungan Manusia Dan Kebudayaan
Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.Oleh
karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
C. Unsur-unsur Kebudayaan
suatu kebudayaan tidak akan pernah
ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu
kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk
sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua
itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk
menunjukkan eksistensi mereka.
1.Bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel
dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan
sarana interaksi
2. Sistem Pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu
kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas
susunan tertentu
3.
Organisasi Sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek
kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4. Sistem Peralatan Hidup Dan Teknologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai
pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam
kebudayaannya
5. Sistem Mata
Pencarian Hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6. Kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari
hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi
kebudayaan tersebut
7. Sistem Religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib,
aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi
melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.
D. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia sebagai perilaku kebudayaan
ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan sebagai dialektis, proses
dialektis tercipta melalui tiga tahap:
1. Eksternalisasi, proses
manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya
2. Obyektivitas, proses
msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah dari manusia
dan berhadapan dengan
manusia
3. Internalisasi, proses
masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia yang mempelajari
kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik
E. Kedudukan
Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki
hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia
yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan. Berikut ini
adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
- Penganut kebudayaan,
- Pembawa kebudayaan,
- Manipulator kebudayaan, dan
- Pencipta kebudayaan.
- Penganut kebudayaan,
- Pembawa kebudayaan,
- Manipulator kebudayaan, dan
- Pencipta kebudayaan.
MANUSIA DAN KESASTRAAN
Pengertian
Kesusantraan
Secara morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra,
dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ‘semua yang berkaitan
dengan prefiks su ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang
berarti ‘kata, tulisan, ilmu’.Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah
semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah,
kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai
medium.
Pengertian
Imu Budaya
Ilmu Budaya dasar mengajarkan pembelajaran mengenai konsep-konsep kehidupan dan
budaya manusia , sedangkan kesusastraan adalah penguraian atas konflik yang
digunakan untuk mencapai suatu hasil yang dikatakan bahwa keindahan atau nilai
estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau
keharmonisan antara isi.jadi intinya kesusastraan membuat pencerahan atas
konflik mengenai konsep konsep kehidupan dan budaya manusia dengan membawa
nilai estetis yang baik dan menimbulkan keserasian bersama.Namun Ilmu
Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari
bahasa latin yang di sebut dengan “humanus”, yang memiliki arti manusiawi,
berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi,
seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi
ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Pendekatan
Kesusastraan
Sastra
berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra
meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti
catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan
sebagainya.
Sastra dalam
arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan
dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat
diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui
bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis,
kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat
imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan.
Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau
bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Ada tiga hal
yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan
karya sastra.
Ø Ilmu
sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan
metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu
sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
·
Teori
sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas,
hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis,
serta sistem sastra.
·
Sejarah
sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan
yang terbaru.
·
Kritik
sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan
dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama
telaah sastra.
·
Filologi,
yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata
nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat
cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka
memahami sastra secara keseluruhan.
Ø
Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan
kesusastraan.
Ø Seni
sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik,
seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra
pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat
pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat
yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu
mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila
belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan
menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang
disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan
memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang
disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman
hidup para tokoh dalam karya.
3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan,
pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat
nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat
digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi
pembacanya.
5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian
tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra
tersebut dalam waktu tertentu.
Menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya
Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara
bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa
berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan
bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan
yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw
menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di
dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai
sarana berlangsungnya interaksi itu.
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena
materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan
sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni
didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan
dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem
nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
SUMBER REFERENSI
http://vanillabluse.blogspot.co.id/2014/05/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html
http://erikson-lorenzo.blogspot.com/2011/03/ilmu-budaya-dasar-hakekat-manusia-dan.html
Komentar
Posting Komentar